(098) Surah Al Bayyinah

Selasa, 02 November 2010

1. Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW. yang terdiri dari orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik tidak akan melepaskan kekafiran mereka dan tidak mau meninggalkan tradisi nenek moyang mereka. Kedatangan Nabi SAW. menimbulkan kegoncangan-keguncangan dalam akidah mereka dan dalam adat istiadat mereka yang telah berurat berakar dalam diri mereka serta menyatakan bahwa apa yang dibawa oleh Nabi SAW. tidak ada bedanya atau lebih dari apa yang terdapat dalam agama mereka. Maka tidak ada kebaikan mengikuti yang baru dengan meninggalkan yang lama, bahkan mengikuti yang lama lebih menenteramkan jiwa karena tidak bertentangan dengan sikap nenek moyang mereka.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Bayyinah 1

(Tiadalah orang-orang yang kafir dari) huruf Min di sini mengandung makna penjelasan (kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik) orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di'athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi (mau meninggalkan) agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk (sebelum datang kepada mereka) artinya sampai datang kepada mereka (bukti yang nyata) berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.

2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur'an),

3. di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.


Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan pengertian bukti yang meragu-ragukan mereka, bahwa yang dimaksud dengan bukti tersebut adalah diri pribadi Nabi SAW yang membacakan untuk orang kafir halaman-halaman Alquran yang bersih dari campur aduk keterangan manusia, bersih dari segala macam kesalahan dan bersih dari penambahan, yaitu bukti yang memancarkan kebenaran. Dalam ayat lain yang serupa Allah berfirman:

Artinya:
Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya. (Q.S. Fussilat: 42)

Di dalam Alquran itu tersimpul ajaran-ajaran yang benar yang terdapat dalam kitab-kitab para nabi yang terdahulu, seperti Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim A.S. Dalam ayat lain yang hampir sama maksudnya Allah berfirman:

Artinya:
Dan sesungguhnya Alquran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang terdahulu. (Q.S. Asy Syu'ara': 196)
dan firman-Nya:

Artinya:
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-kitab yang terdahulu (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S. Al A'la: 18-19)
Terkadang yang dimaksud dengan Al Kitab ialah surah-surah Alquran dan ayat-ayatnya, karena tiap-tiap surah itu adalah kitab yang kokoh atau hukum-hukum dan peraturan yang terkandung dalam firman-firman Allah yang tidak ada kebatilannya.

Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:

Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Alquran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang beriman. (Q.S. Al Kahfi: 1-2)

Maksudnya, keadaan orang-orang kafir Yahudi, Nasrani dan musyrikin sesudah datang Nabi SAW berlainan dengan keadaan mereka sebelumnya. Mereka sebelum datang Nabi SAW. dalam keadaan kafir, terbenam dalam kejahilan dan hawa nafsu, tetapi setelah datang Nabi SAW. segolongan dari mereka beriman, maka keadaan mereka tidak seperti dahulu dan segolongan mereka tidak beriman malah mereka meragukan kebenaran apa yang dibawa Nabi SAW. bahkan ada yang tidak percaya kepada kebenarannya sama sekali.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Bayyinah 2
(Yaitu seorang rasul dari Allah) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Al-Bayyinah, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan) dari segala bentuk kebatilan.

4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

6. Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.


7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.


Karena adanya perpecahan di kalangan mereka maka pada ayat ini dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah. Perintah yang ditujukan kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang berupa ikhlas lahir dan batin dalam berbakti kepada Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik serta mematuhi agama Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekafiran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadat kepada Allah SWT. Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:

Artinya:
Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" (Q.S. An Nahl: 123)

dan firman-Nya

Artinya:
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)" (Q.S. Ali Imran: 67)
Yang dimaksud mendirikan satat adalah mengerjakan terus-menerus setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah ketika salat, untuk membiasakan diri tunduk kepada-Nya. Dan yang dimaksud dengan mengeluarkan zakat yaitu membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Alquran Karim.
Keterangan ayat tersebut di atas tentang keikhlasan beribadat serta menjauhkan diri dari syirik, mendirikan salat dan mengeluarkan zakat itulah yang dimaksud dengan agama yang lurus yang tersebut dalam kitab-kitab suci lainnya.

Maksud ungkapan-ungkapan yang telah lalu bahwa orang-orang ahli Kitab berselisih dalam memahami dasar-dasar agama mereka dan furuk-furuknya, padahal mereka diperintahkan untuk memperhambakan diri kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam akidah.

0 komentar:

Posting Komentar