(095) Surah At Tiin

Selasa, 02 November 2010

1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

Di dalam ayat ini Allah bersumpah dengan "tin" yaitu semacam buah-buahan untuk makanan manusia. Dan Allah bersumpah dengan zaitun, yaitu semacam buah-buahan yang dimakan oleh manusia juga.

2. dan demi bukit Sinai,

Dengan ayat ini Allah memperingatkan kepada manusia akan suatu kejahatan dan tanda kebesaran-Nya yang disaksikan oleh Nabi Musa A.S. dan kaum beliau ketika Dia menurunkan Kitab Taurat kepadanya yang menarik manusia dari kegelapan syirik kepada nur tauhid sesudah segenap pelosok bumi dikotori oleh kekafiran. Sesudah nabi Musa A.S. meninggal, para nabi dan kaum mereka masing-masing berpegang kepada syariat Nabi Musa, kemudian syariat Musa ini mengalami perubahan dan penggantian sehingga datanglah Nabi Isa membersihkan kembali syariat Nabi Musa itu. Sesudah itu terjadi pula perselisihan antara kaum Nabi Isa dalam agama mereka sebagaimana yang terjadi pada umat-umat Nabi sebelum mereka, sehingga Allah berkenan melindungi manusia dengan mengutus Nabi Muhammad SAW. yang ditegaskan dengan firman-Nya berikut ini.

3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman,

Allah SWT. menegaskan bahwa Dia memuliakan negeri Mekah karena kelahiran Nabi Muhammad SAW. dan Baitul Haram terdapat di sana Allah bersumpah dengan empat nama tersebut karena empat nama itu tidak asing lagi bagi seluruh umat manusia tentang pengaruh dan peranannya dalam melepaskan manusia dari alam kegelapan kepada cahaya yang terang benderang.

4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia telah menjadikan manusia makhluk ciptaan-Nya yang paling baik; badannya lurus ke atas, cantik parasnya, mengambil dengan tangan apa yang dikehendakinya; bukan seperti kebanyakan binatang yang mengambil benda yang dikehendakinya dengan perantaraan mulut. Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan sanggup menguasai alam dan binatang.

Tetapi manusia kadang-kadang lupa akan dasar perbedaannya dan mengira bahwa dia tidak berbeda dengan binatang lainnya. Lalu ia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal yang sehat dan tidak sesuai dengan fitrahnya. Dikumpulkannya perhiasan dunia dan apa saja yang sanggup dicapainya untuk memenuhi hawa nafsunya. Dilupakan semua yang bermanfaat baginya untuk kebahagiaan hidup di hari kemudian dan tidak dihiraukannya apa yang dianjurkan oleh Tuhannya yang akan menyampaikannya kepada kebahagiaan yang kekal abadi; sesuai dengan maksud firman Allah dalam ayat lain:

Artinya:
"(Yaitu) pada hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". (Q.S Asy Syu'ara': 88-99)

5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa jiwa manusia tersebut telah dikuasai oleh kejahatan, terbenam dalam, kesesatan, lupa akan fitrah kejadiannya, terpengaruh oleh nafsu kebinatangannya dan terjerumus ke dalam jurang keonaran dan dosa. Kecuali orang-orang yang tetap pada fitrahnya, yaitu orang-orang yang dilindungi dan dipelihara oleh Allah.

6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia yang terpelihara dari keterjerumusannya ke lembah kehinaan dan dosa, hanyalah orang-orang yang jiwanya telah diresapi oleh iman. Serta orang-orang yang mengakui bahwa alam semesta ini ada penciptanya yang mengatur semua urusannya dan membentuk syariat-syariat untuk hamba-Nya yang harus dipatuhi.

Dan mereka yakin pula bahwa bagi setiap kejahatan ada ancamannya, begitu pula bagi kebaikan ada pula ganjarannya. Mereka akan menerima pahala amal saleh bila mereka telah dihidupkan kembali pada, Hari Kiamat setelah dihisab, mereka itu ialah para pengikut Nabi dan orang yang mendapat petunjuk dari para nabi kepada jalan yang benar.

7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

Dalam ayat ini Allah mencemoohkan orang-orang musyrik atas keberanian mereka mendustakan hari pembalasan, atas amal perbuatan manusia setelah nampak dengan jelas kepada mereka tanda-tanda kebenarannya. Apakah sebabnya manusia mendustakan hari pembalasan amal perbuatannya sedangkan bukti-bukti tentang datangnya hari pembalasan itu sudah jelas? Sesungguhnya Allah yang menciptakan manusia dari nutfah (mani) sehingga menjadi manusia yang sempurna kuasa pula untuk menghidupkannya sesudah mati. Barangsiapa yang meyakini, kemudian ia mengingkarinya kembali, maka sungguh ia telah buta mata hatinya dan sesat dalam perjalanannya.

8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Kemudian Allah dalam ayat ini menambah keterangan yang menguatkan penegasan-Nya yang baru lalu dalam bentuk pertanyaan; "Bukankah Allah itu Hakim yang seadil-adilnya?" Itulah sebabnya maka Allah mengadakan hari pembalasan bagi manusia agar manusia itu dapat memelihara kedudukan dan kehormatan yang telah disediakan Allah baginya menurut fitrah, tetapi manusia jatuh ke tempat yang paling rendah karena kebodohannya. Oleh karena kasih sayang Allah maka diutusnya kepada manusia para rasul yang membawa berita gembira dan berita yang menakutkan disertai syariat-syariat yang menunjuki jalan bagi mereka ke jalan yang benar.

0 komentar:

Posting Komentar